Kepribadian bersifat dinamis (tidak statis), dan melainkan berkembang secara terbuka
sehingga manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan perkembangan.
Kepribadian selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya dan
berkembang bersama-sama dengan lingkungannya, serta menentukan jenis
penyesuaian yang akan dilakukan anak, karena tiap anak mempunyai pengalaman
belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam perkembangan kepribadian, konsep diri dan sifat-sifat
seseorang merupakan hal atau komponen penting.
Menurut Suadianto (2009) menerangkan bahwa sifat mempunyai dua ciri yang menonjol,
yaitu:
1.
Individualistis yang diperlihatkan dalam kuantitas ciri
tertentu dan bukan kekhasan ciri bagi orang lain.
2.
Konsistensi yang berarti seseorang bersikap dengan cara
yang hampir sama dalam situasi dan kondisi yang serupa, konsep diri merupakan
inti kepribadian yang mempengaruhi berbagai sifat yang menjadi ciri khas
kepribadian seseorang.
Menurut Kurnia (2007) menyatakan bahwa mengenai perkembangan pola kepribadian,
ada 3 faktor yang menentukan
perkembaangan kepribdian seseorang termasuk peserta didik, yaitu:
1.
Faktor bawaan, termasuk sifat-sifat yang diturunkan
kepada anaknya, misalnya sifat sabar anak dikarenakan orang tuanya juga
memiliki sifat sabar, demikian juga wawasan sosial anak dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasannya.
2.
Pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak
masih kecil. Pengalaman itu membentuk konsep diri primer yang sangat mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak dalam mengadakan penyesuaian diri dan sosial pada
perkembangan kepribadian periode selanjutnya.
3.
Pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat
konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada, atau karena pengalaman yang
sangat kuat sehingga mengubah konsep diri dan sifat-sifat yang sudah terbentuk
pada diri seseorang.
Pada perkembangan kepribadian pesera didik, tidak ada
kepribadian dan sifat-sifat yang benar-benar sama. Tiap anak adalah individu
yang unik dan mempunyai pengalaman belajar dalam penyesuaian diri
dan sosial yang berbeda secara pribadi. Menurut Suadianto (2007)
menjelaskan bahwa hal penting dalam perkembangan kepribadian adalah
ketetapan dalam pola kepribadian atau persistensi. Artinya,
terdapat kecenderungan ciri sifat kepribadian yang menetap dan relatif
tidak berubah sehingga mewarnai timbul perilaku khusus terhadap diri
seseorang. Persistensi dapat disebabkan oleh kondisi bawaan
anak sejak lahir, pendidikan yang ditempuh anak, perilaku orang
tua dan lingkungan kelompok teman sebaya, serta peran dan pilihan anak ketika
berinteraksi dengan lingkungan sosial.
A.
Konsep Diri
Konsep diri merupakan hal atau kompponen penting dalam
perkembangan kepribadian seseorang. Secara umum pengertian konsep diri
adalah cara pandang seseorang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan
terdekatnya. Dapat diartikan
pula bahwa konsep
diri
adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan suatu pengetahuan
individu tentang dirinya yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain,
termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide, dan tujuan.
Konsep
diri adalah kombinasi dinamis yang dibentuk selama selama bertahun-tahun dan
didasarkan pada hal berikut :
1. Reaksi
orang lain terhadap tubuh seseorang;
2. Persepsi
berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap dirinya;
3. Hubungan
dengan diri dan orang lain;
4. Struktur
kepribadian;
5. Persepsi
terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri;
6. Pengalaman
baru atau sebelumnya;
7. Perasaan
saat ini tentang fisik, emosional dan social diri;
8. Harapan
tentang diri.
Download dokumen lengkap [ disini ]